Home > Uncategorized > Tiba di Sinabung, Korsa Usulkan Bantuan Instalasi Air Bersih

Tiba di Sinabung, Korsa Usulkan Bantuan Instalasi Air Bersih

Anggota Korps Relawan Salman (Korsa) ITB menganjurkan instalasi air bersih sebagai bentuk bantuan untuk korban meletusnya Gunung Sinabung di Sumatera Utara. Septian Firmansyah, koordinator Korsa ITB yang turut berangkat ke lokasi bencana, menuturkan pengungsi kesulitan mendapatkan air bersih di pengungsian.

Ketika dihubungi melalui layanan Instant Messenging (IM) pada Sabtu (4/9), Septian menuturkan saat ini dirinya berada di posko pengungsian Masjid Agung Kabanjahe Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Tanahkaro Sumatera Utara.

Kecamatan Kabanjahe sendiri merupakan kecamatan dengan jumlah pengungsi paling banyak dibandingkan 8 kecamatan lainnya. Ada sekitar 13 posko dengan ribuan pengungsi di Kecamatan Kabanjahe.

Kondisi pengungsi di posko Masjid Agung Kabanjahe cukup baik, bersih, dan nyaman. Namun, hal ini tidak terjadi pada 13 posko lainnya di Kabanjahe yang kondisinya sangat memprihatinkan. “Anak kecil mulai Buang Air Besar (BAB) secara sembarangan di tanah, sehingga menimbulkan bau busuk yang menyengat,” tutur Septian. Setelah berkoordinasi dengan relawan setempat, Septian akhirnya memutuskan untuk membuat instalasi air bersih.

Ada 6 unit instalasi air bersih yang dibangun. “Kami hanya mampu membangun 1 unit, sedangkan 5 unit lagi merupakan sumbangan dari PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat),” lanjut Septian. Meskipun begitu, dibutuhkan 13 unit instalasi air bersih untuk 13 posko lainnya. Sehingga masih dibutuhkan 7 unit instalasi air bersih lagi.

Adapun biaya pembuatan instalasi air bersih per unitnya sebesar 2,2 juta Rupiah. Sehingga untuk membangun 7 unit instalasi air bersih, dirinya membutuhkan dana sekitar 15,4 juta Rupiah. Septian berharap jamaah Salman ITB dapat memberikan sumbangan sesuai yang dibutuhkan di tempat pengungsian.

Ketika disinggung mengenai bentuk bantuan lainnya, Septian menyimpulkan bantuan dalam bentuk makanan dan logistik untuk pengungsi sudah cukup berlimpah. “Untuk buka (puasa) ada dapur umum. Untuk (makan) sahur pun aman (tercukupi),” papar alumni Penerbangan ITB ini.

Pendangkalan Akidah

Meskipun segalanya sudah tercukupi, Septian menilai ada potensi pendangkalan akidah pengungsi muslim di 13 posko lainnya di Kabanjahe.

Masih menurut Septian, jumlah pengungsi muslim di Kecamatan Kabanjahe adalah minoritas, yaitu sekitar 30 persen dari jumlah keseluruhan pengungsi. Sehingga tak heran bila makanan seperti babi dan anjing panggang banyak dijajakan di 13 posko di kecamatan Kabanjahe.

Parahnya lagi, lanjut Septian, dirinya juga melihat ada sebagian pengungsi muslim yang mau saja diajari tata cara berdoa umat agama lain.

Meskipun begitu, Septian menuturkan belum ada kasus pengungsi muslim yang pindah agama. Namun, kondisi ini harus segera diselamatkan. Septian menghimbau agar muslim dari daerah lainnya bersedia membantu pengungsi muslim di Kabanjahe.

By Yudha P Sunandar

Published: Sunday, 5 September 2010

Categories: Uncategorized
  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment